Tuesday, December 19, 2017

Penyebab ADHD.


ADHD bukan disebabkan oleh perenting yang buruk,  terlalu banyak asupan gula atau MSG,  ataupun gara-gara vaksin.  ADHD itu berawal dari masalah biologis yang belum 100% dapat dipahami. 
Dalam hal ini,  tidak ada penyebab tunggal untuk ADHD.  Para ahli telah meneliti beberapa kemungkinan dari faktor genetik dan lingkungan.  Hasil penelitian pun menunjukan bahwa banyak anak dengan ADHD mempunyai saudara kandung yang juga mempunyai kelainan yang sama. 
Meskipun para ahli masih belum yakin akan penyebab dari kelainan ini,  mereka telah menemukan beberapa area pada otak anak dengan ADHD,  ukurannya 5% sampai 10% lebih kecil dibandingkan dengan anak normal.  Ditemukan pula adanya perubahan-perubahan susunan kimiawi pada otak anak penderita ADHD.
Penelitian terbaru menghubungkan anak ADHD dengan kebiasaan ibu merokok pada saat hamil.  Faktor resiko lainnya termasuk: lahir prematur,  BBLR (bobot bayi lahir rendah),  dan injuri otak bayi pada saat dilahirkan. 
Ada pula penelitian yang menyebutkan  adanya hubungan anatara terlalu banyak menonton televisi dan problem atensi pada anak ditemukan hari.  Sementara panduan nonton televisi untuk anak dari American Academy Of Pediatrics adalah:
  • Anak dibawah 2 tahun belum boleh "nonton"  bentuk siaran apapun,  termasuk Tv,  DVD,  rekaman Video, komputer,  ataupun video gemes. 
  • Anak usia 2 tahun ke atas sebaiknya waktu nonton mereka dibatasi menjadi 1 sampai 2 jam saja perhari.  Yang ditonton pun sebaiknya hanya Program-program televisi yang berkualitas saja. 
Salah satu kesulitan dalam mengdiagnosis ADHD adalah seringnya ditemukan konjungsi dengan problem-problem lainnya. Problem ini bisa disebut kelainan penyerta (coesxisting conditions),  dan kira-kira dua pertiga anak ADHD mengalami hal tersebut. 

Kelainan penyerta yang paling umum,  antara lain :
·            ‌ODD (Oppositional Defiant Disorder) dan CD (conduct disorder). 
Setidaknya 35% anak dengan ADHD juga mengidap kelainan oposisi (ODD) yang ditandai dengan : emosi yang mudah meluap,  tindakan-tindakan deviansi,  dan sulit mengikuti peraturan. 
Sementara CD mempunyai karakteristik yang sama seperti ODD tetapi lebih "parah" lagi,  dan penuh dengan agresi-agresi. 
Anak dengan CD pun mudah sekali berurusan dengan figur-figur Otoritas,  dan boleh jadi nanti di masa dewasanya sering berurusan dengan hukum. 
ODD dan CD adalah penyerta yang paling sering ditemukan pada anak hiperaktif dan subtipe ADHD lainnya.

·            Kelainan mood
Kira-kira 18% dari anak dengan ADHD khususnya untuk tipe Hiperaktif,  biasanya mengalami depresi.  Mereka sering kali merasa tidak adekuat, terisolasi,  frustrasi karena kegagalan-kegagalan sekolah dan problem-problem sosial lainnya, serta sering kali mempunyai rasa percaya diri yang rendah. 
·            Kelainan kecemasan. 
Kelainan kecemasan menimpa kira-kira 25% dari anak ADHD.  Sintom yang termasuk yaitu rasa khawatir yang berlebihan,  ketakutan atau panik yang nantinya dapat memicu Sintom-sintom fisikal,  seperti jantung berdebar,  berkeringat,  sakit perut,  diare,  dan lain-lain.
Bentuk anxietas lainnya yang juga biasa menyertai ADHD adalah : OCD (obsessive-compulsive disorder),  sindrom tourette,  dan tik (tic)  motoris atau vokal (gerak atau bunyi tertentu terus-menerus ditampilkan oleh anak). 
Anak dengan Sintom-sintom dari kondisi di atas terus menerus dievaluasi oleh spesialis yang tepat. 
·            ‌Kesulitan belajar
Kira-kira setengah dari anak dengan ADHD mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran.  Problem belajar yang paling umum berhubungan dengan membaca (disleksia) dan menulis. 
Meskipun ADHD tidak dikateogrikan sebagai ketidakmampuan dalam belajar tetapi dia mengganggu konsentrasi dan atensi anak sehingga anak kunci menjadi sulit untuk membangun performansi yang baik di sekolah nya. 



No comments:

Post a Comment