Sunday, November 12, 2017

Selalu Berfikir Negatif



Menurut berbagai ahli medis,  negatif Thinking atau berfikir negatif merupakan salah satu faktor utama seseorang mudah terserang penyakit.  Ironisnya,  berpikir negatif seperti sudah menjadi salah satu bagian dari keseharian manusia.  Sebagian besar manusia pasti pernah berpikir negatif setiap harinya.  Hal ini di buktikan melalui penelitian oleh Pusat intelegensia kesehatan (PIK) kementerian kesehatan Republik Indonesia.  Penelitian yang dilakukan pada 3000 anak indonesia tingkat SD sampai SMP menunjukan potensi anak berpikir negatif saat memasuki usia dewasa mencapai 80% dari jumlah keseluruhan tersebut.
Para ahli menyatakan bahwa jalan hidup seseorang bergantung pada pola pikirnya. Bahkan,  kaum religius yang selalu menyadarkan segala sesuatu kepada tuhan tetap membutuhkan energi dari pikiran.  Teori yg di bangun oleh kazuo merakmi di dalam buku berjudul tuhan dalam gen kita.  Ia menyatakan bahwa didalam diri manusia terdapat dua gen,  yaitu positif dan negatif.  Pikiran dalam hal ini berperan besar dalam mengaktifkan gen tertentu.  Seseorang yang berpikir positif akan mengaktifkan gen positif.  Hal tersebut tentu berdampak sangat baik dalam kehidupannya.  Sebaliknya,  orang yang berpikir negatif akan mengaktifkan gen negatif secara pasti berdampak buruk bagi dirinya sendiri.
Murakami membedakan pikiran positif dan negatif dengan sudut pandang teori entropi.  Ia menyatakan bahwa seseorang yang berpikiran negatif akan meningkatkan entropi dalam tubuhnya. Dalam hal ini,  perlu disadari bahwa gen memiliki peran penting dalam tubuh manusia, ketika gen negatif aktif,  maka hal itu pasti berdampak buruk pada organ tubuh lainnya. 
A.  Faktor Penyebab Seseorang Berpikir Negatif
Sebelum membahas lebih jauh mengenai dampak berpikir negatif,  terlebih dahulu akan membahas mengenai timbulnya pikiran negatif pada diri seseorang.  John Afifi membedakan faktor pemicu pikiran negatif menjadi dua,  yaitu secara internal dan eksternal.  Berikut saya uraikan penjelasannya. 
1. Faktor Internal
Pikiran negatif pada diri seseorang dapat disebabkan oleh tiga faktor internal sebagai berikut :
·       tingkat spiritualitas yang rendah
·       memiliki keyakinan negatif yang terlalu besar terhadap diri sendiri
·      tidak memiliki tujuan hidup yang jelas serta terlalu banyak mempunyai impian dan keinginan.

2. Faktor Eksternal
Sedangkan faktor yang tergolong bersifat eksternal sebagai pemicu pikiran negatif adalah sebagai berikut :
·      ‌ sering menjadikan hal-hal negatif sebagai fokus utama
·      selalu melakukan sesuatu yang tidak bermanfaat. 
Dengan mengetahui faktor pemicu pikiran negatif, anda diharapkan mampu bersikap tepat ketika gejala-gejala  yang telah disebutkan mulai dirasakan, anda harus menjauhkan diri dari pikiran negatif agar terselamatkan dari hal-hal yang dapat merugikan kehidupan sehari-hari. 
B.  Dampak Pikiran Negatif Bagi Kesehatan
Di Jepang,  terdapat sebuah peribahasa yang artinya "penyakit datang dari pikiran".  Pikiran seseorang sangat menentukan antara mengaktifkan gen positif atau negatif.  Sebuah penelitian di Washington,  Amerika Serikat,  menunjukkan bahwa pikiran negatif dapat memperburuk penyakit seseorang. Akibatnya,  ia mengalami rasa sakit pada organ tubuhnya,  dengan demikian sangat masuk akal apabila berpikir negatif dapat menimbulkan berbagai penyakit.  Adapun jenis-jenis penyakit yang disebabkan oleh pikiran negatif,  diantaranya :
  • ‌leukemia
  • Ginjal
  • diabetes
  • hepatitis
  •  insomnia
Beberapa penyakit yang disebutkan tersebut sangat berbahaya bagi manusia karena dapat menyiksa sepanjang hidup.  Oleh sebab itu,  sangat tepat apabila para ahli mengatakan bahwa pikiran negatif adalah sumber penyakit. Jadi,  usahakan untuk selalu berpikir positif jika menginginkan hidup lebih bahagia dan terbebas dari penyakit.  Kalaupun tidak terhindar dari penyakit,  dengan pikiran positif anda mempu menjalani hidup dengan lebih tenang dan tenteram.


SUMBER :
Afifi. John.(2012). Mengubah Energi Negatif menjadi Positif.Yogyakarta:Diva press.
Healt.detik.com
Murakami,kazoo.(2007).Tuhan dalam Gen kita. Bandung:Mizan


Ekspresi Bahasa Tubuh


Ekspresi bahas tubuh jika digunakan secara tepat dan benar akan menimbulkan rasa tenteram,  memperjelas bahasa ujaran,   sekaligus akan menghasilkan dampak positif yang mungkin tidak di duga.  Sebagai contoh,  cara berdiri,  bergerak,  menatap,  dan tersenyum yang dimanipulasikan sedemikian rupa akan memberi nuansa komunikatif terhadap kata-kata.

Anda dapat mengenali seseorang lewat ekspresi yang diungkapkan melalui bahas tubuh.  Beberapa ekspresi berikut ini perlu anda kenali agar dapat mengenal watak dan karakter seseorang saat anda menjelang hubungan dengan orang tersebut. 

Berikut ekspresi bahasa tubuh yang akan dibahas :
·      Kontak Mata
Dia melakukan tahapan mata setiap saat untuk memperoleh keyakinan bahwa dia memperhatikan konten yang sedang anda bicarakan.  Jika dia tidak berani untuk melakukan hal itu,  dia pasti melayangkan/mengalihkan tahapan matanya kebagian pendengar anda di barisan belakang. 
Kekhawatiran itu akan terkikis sedikit demi sedikit selama berbicara sehingga akhirnya timbul keberanian menatap pada satu arah pendengar tertentu.  Dia juga akan memberikan keseimbangan tahapan dengan berganti arah. 
·         Gerak Tangan
Bahasa  tangan untuk mengilustrasikan poin-poin ujaran yang disampaikan.  Jika tidak terbiasa menggunakan gerakan tangan sebagai aksentuasi, dia akan menyilangkan tangan di bagian punggung jika bicara sambil berdiri,  atau dibalik podium jika berdiri di mimbar. 
Jika dia menggunakan gerakan tangan yang tidak jelas arah dan tujuannya.  Dia menunjukan kegelisahan.  Gerakan kegelisahan,  misalnya menutar-mutar pulpen dengan tangan atau mengetuk-ngetukkannya di meja selama berbicara. 
·         Gerakan Santai
Dia bergerak santai jika bicara sambil berdiri.  Tapi dia tidak mondar mandir dari satu sisi ke sisi lain terlalu cepat.  Ekspresi bahasa tubuh seperti itu menandakan kesan rileks dan mengetahui persoalan yang sedang dibahas.
·         Tidak Tegang
Rileks dan santai,  tidak tegang.  Dalam berkomunikasi dia menghindari beban.  Kalau tidak,  akan terjadi ketegangan dan ketidakteraturan berbicara.  Dengan demikian,  interaksi komunikasi yang positif tidak terjadi. 
·         Senyuman
Senyum mengembang dan menimbulkan keyakinan pada diri sendiri dan rasa akrab bagi anda.  Selalu tersenyum sambil menceritakan suatu anekdot atau humor yang terkait dengan bahan pembicaraan akan membuat anda benar-benar menikmati humor dan anekdot tersebut. 
Paling tidak untuk sopan sabtu,  anda akan turut tertawa juga.  Hal ini penting buat pembicara.  Sebab,  jika humor tidak bersambut akan mengakibatkan hilang kontrol dan percaya diri pembicaraan juga akan hilang. 
·         Membuka atau menutup telapak tangan. 
Gerakan membuka telapak tangan seperti sedang akan menyajikan makanan mengindikasikan sosok yang terbuka.  Jika kondisi gerakan tangan ini dilakukan saat dalam suasana pertemuan atau rapat,  artinya orang tersebut terbuka dengan ide yang dituangkan dalam forum tersebut. 
Sementara,  jika posisi telapak tangan menghadap ke bawah atau mengepalkan tinju,  artinya orang tersebut berada dalam posisi kuat.  Pertanda lainnya adalah orang tersebut tidak terlalu fleksibel. 
·         Memainkan Lengan saat Berbicara. 
Studi menunjukkan orang yang berbicara dengan gestur tertentu memiliki sifat enerjik,  ramah,  dan hangat.  Sedangkan mereka yang bicara tanpa gestur cenderung terlihat sebagai sosok logis dan seneng menganalisa. Perlu anda ingat,  gestur yang berlebihan dan terlalu bersemangat menunjukkan anda tidak bisa dipercaya dan tak berdaya.  Saat takut atau khawatir,  sangat memungkinkan gestur anda terlalu berlebihan.  Gerakan yang tak perlu seperti ini biasanya ditemui saat wawancara kerja.  Untuk mengatasinya pegang sesuatu saat sedang bicara seperti pulpen dan lain-lain yang membuat anda nyaman. 
·         Menyembunyikan Tangan
Menyembunyikan tangan di pangkuan,  dalam kantong celana atau jaket,  dibelakang badan, menunjukan gerakan ketidakjujuran atau kebohongan.  Anda seperti sedang menyembunyikan sesuatu dari orang lain atau lawan bicara anda. 
Orang yang bicara dengan gestur seperti ini sedang memberitahukan anda tentang sesuatu hal,  tetapi dengan gerakan menyembunyikan tangan artinya ia tidak sedang memberikan sesuatu secara utuh, atau ada sesuatu hal yang disembunyikannya.
·         ‌Mencungkil atau Menggigit Kuku
Saat sedang bicara,  jika anda bermain-main dengan kutikula di ujung jari atau kuku menandakan anda tidak percaya diri atau penakut.  Anda bisa mengatasi rasa minder dengan cara melipat tangan dengan jari telunjuk diluruskan ke arah siku.  Gestur ini lebih menonjolkan kepercayaan diri. 

Ekspresi bahasa tubuh mengingatkan kepada kita akan adanya watak dan karakter yang harus kita kenali secara utuh,  bukan hanya dari bentuk-bentuk fisik semata.  Bahasa tubuh dan perilaku serta kebiasaan juga menjadi bagian penting untuk membaca watak dan karakter seseorang. 



Bersikap Agresif


Menurut Prabowo,  sikap agresif adalah tingkah laku individu dengan tujuan melukai atau mencelakai orang lain atau terhadap objek tertentu dengan ataupun tanpa tujuan tertentu, baik secara fisik maupun verbal. Adapun menurut Naylil Moena, sikap agresif biasanya diwujudkan dalam bentuk menyerang,  menyakiti, atau melawan orang lain secara fisik ataupun verbal.  Jadi,  sikap agresif adalah suatu tindakan yang menjerumus menyakiti atau melukai,  dengan atau tanpa sebab tertentu,  tindakannya bisa menggunakan lisan atau organ fisik lainnya. 

A.  Hal-Hal Yang Mendorong Seseorang Bersikap Agresif
Sikap agresif sangat berbahaya,  baik bagi diri pelaku maupun korban.  Orang yang bersikap agresif bisanya disebabkan berbagai faktor,  meliputi psikologis,  sosial atau lingkungan, serta biologis.  Berikut penjelasannya:
1)                               Faktor Psikologis
Setiap orang memiliki naluri agresif didalam dirinya yang biasanya ditujukan kepada orang lain.  Selain itu,  sikap agresif juga dapat berasal dari pengalaman hidup atau pernah mendapatkan perlakuan agresif dari orang lain. 
2)                               Faktor Sosial Atau Lingkungan
Lingkungan juga mempengaruhi seseorang untuk  bersikap agresif.  Sebagian contoh,  perasaan frustrasi terhadap keadaan sekitar mendorong dari luar atau provokasi juga bisa menyulut seseorang untuk menunjukan respons berupa sikap agresif. 
3)                               Faktor Biologis
Gen yang berasal dari keturunan sebelumnya bisa mempengaruhi seseorang bersikap agresif. Adanya rasa sakit,  cedera,  atau sebab lain juga sangat mungkin menjadi pemicu munculnya sikap tertentu. 
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa sikap agresif seseorang dapat didorong oleh faktor dari dalam diri serta pengaruh eksternal.  Satu hal yang pasti,  sikap agresif memberikan dampak negatif,  baik secara individu maupun sosial. 
B.  Gambaran Tentang Sikap Agresif
Dilihat dari berbagai sudut pandang,  sikap agresif bisa digolongkan dalam tiga bentuk sikap,  pertama bentuk sikap emosional verbal,  kedua bentuk fisik bersifat sosial,  ketiga bentuk fisik bersifat anti sosial (fisik asosial).  Ketiga bentuk sikap tersebut sejalan dengan definisi para ahli yang telah dijelaskan pada awal.  Namun,  sikap agresif tidak dapat termasuk dalam kategori gangguan perilaku karena pelakunya menjadi bersikap abnormal.  Karena mengakibatkan kerugian secara materi maupun nonmaterial,  sikap agresif sangat tidak sesuai dengan berbagai budaya atau norma sosial yang berlaku di masyarakat. Mengacu pada faktor pendorong dan pembagiannya,  seseorang yang bersikap agresif pasti melalui berberapa proses.  Tindakannya didasari adanya pemicu,  baik dari dalam maupun luar. 

C. Perilaku Agresif Menyebabkan Stres Dan Gangguan Kesehatan. 
Respon yang kurang baik terhadap suatu masalah atau keadaan menyebabkan tubuh memproduksi berbagai hal negatif sehingga memicu munculnya berbagai gangguan pada organ-organ tubuh.  Dampak minimal yang ditimbulkan ialah membuat saraf-saraf otak menjadi tertekan atau stres disebabkan adanya energi negatif yang menjalar.  Bagi orang yang terbiasa bersikap agresif,  pelampiasaan stres tentu dilakukan dengan Cara-cara  menyerang pihak lain. 
Jika hal ini terjadi secara terus-menerus,  sebagai mana telah dibuktikan melalui ilmu medis dan penelitian,  stres dapat menyebabkan berbagai penyakit sebagai berikut:
1. Kelainan jantung
2. Gangguan pada pankreas
3. Gangguan fungsi otak.
4. Gangguan pada perut, 
5. Usus bermasalah
6. Insomnia dan sebagainya. 
Itulah sebagian penyakit yang diakibatkan sering bersikap agresif.  Perlu disadari bahwa selain menimbulkan berbagai penyakit di dalam tubuh,  sikap agresif juga berdampak buruk secara sosial.  Sebab,  orang yang bersikap agresif tidak segan untuk bertindak diluar akal sehat. 
D.  Cara Mengatasi Sikap Agresif
Beberapa cara untuk mengatasi atau menghilangkan agresivitas seseorang akan di jelaskan sebagai berikut :
  • Konseling
Dengan menerapkan cara ini,  seseorang dimungkinkan mendapatkan solusi yang mampu mengubah perilaku agresif secara perlahan atau bertahap
  • ‌ Bergaul Di Lingkungan  Yang Baik
Sering berkumpul bersama orang-orang baik sangat membantu seseorang untuk meniru siap-siap mulia yang ada pada diri mereka.  Selain itu,  hal itu juga dapat berguna untuk memberi pelajaran berharga bagi dirinya. 
  • Diperingatkan Secara Lembut Atau Penuh Kasih Sayang.
Seseorang yang bersikap agresif seharusnya tidak mendapatkan perlakuan kasar,  sekalipun telah berbuat salah. Sebab,  hal tersebut hanya akan memperburuk keadaan serta memicu sikap agresif orang tersebut kian menjadi-jadi. 
  • Mendapatkan Pendampingan Secara Kontinu
Pendampingan secara terus-menerus akan mempermudah orang yang terbiasa bersikap agresif untuk mengubah perilakunya.  Hal itu disebabkan keberadaan sosok pendamping yang selalu memberi nasihat,  saran,  atau teguran kepadanya. 
Sikap agresif dalam waktu tertentu memang dibutuhkan seseorang, misalnya ketika mendapatkan ancaman yang membahayakan dirinya.  Pada situasi demikian,  ia bahkan harus bersikap agresif secepat mungkin.  Namun,  jika pada kondisi normal ia sering bersikap demikian maka hal itu sangat tidak wajar.  Sikapnya harus segera diperbaiki agar tidak berakibat fatal bagi dirinya sendiri serta orang-orang di sekitarnya.

Sumber :

Prabowo dkk. (1992). Psikologi Umum 2; Seri Diktat Kuliah. Jakarta: Universitas Gunadarma.

Naylil,Moena.(2011). Kenali Ragam Kepribadian yang Disukai dan Dibenci Orang lain. Yogyakarta: Diva Press. 

Selalu Merasa Cemas Dan Panik Berlebihan


Cemas dan panik adalah kondisi yang dapat terjadi atau dialami oleh jiwa seseorang.  Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan marah yang wajar terjadi.  Setiap orang pasti pernah mengalami dan merasakan kecemasan dalam waktu tertentu dengan penyebab yang berbeda-beda.  Kondisi kejiwaan seseorang menjadi tidak wajar atau bahkan cenderung menyimpang apabila perasaan cemas dan panik berlebihan terus menerus diderita.  Padahal orang lain mampu mengalami kondisi semacam ini dengan mudah tanpa mengalami kesulitan yang berarti. 
Perasaan cemas dan panik bisa dialami dalam berbagai keadaan,  misalnya ketika mendapat tekanan dalam pekerjaan,  hendak menghadapi ujian,  berbicara di depan banyak orang dan sebagianya.  Jika gangguan kecemasan pada seseorang berlangsung terus-menerus maka hal ini akan sangat mudah dilihat oleh orang lain.  Sebab,  kebanyakan orang yang cemas dan panik menunjukan perilaku yang berbeda dari biasanya.  Selain itu,  metabolisme tubuhnya juga turut mengalami perubahan (gangguan). 
Ahli psikoanalisis menyatakan bahwa penyebab kecemasan neurotik adalah hasil pikiran sendiri.  Sebagai contoh,  seseorang berpikir dirinya kurang mampu,  takut akan perpisahan,  serta merasa tidak mampu mengatasi suatu masalah.  Persepsi-persepsi diri semacam itu tidak pernah disadari oleh dirinya.  Sebab,  pikiran tersebut berada di alam bawah sadar. Kecemasan memang mudah dirasakan tetapi kedatangannya tidak bisa disangka-sangka.  Walaupun berbagai penyebabnya dapat diperkirakan sebelumnya.
Berdasarkan  data lembaga kesehatan mental di Amerika Serikat,  yaitu National institute of mental health (2005), 40 juta orang, mulai dari remaja (diatas 18 tahun) sampai lansia.  Jadi,  dapat disimpulkan bahwa pertambahan usia diikuti dengan tingkat kecemasan yang semakin meningkat. 
A. Gejala Kecemasan. 
Seseorang yang sedang merasa cemas biasanya dapat dilihat dari gejala-gejalanya.  Apabila kecemasan berada dalam tingkat akut maka gejalanya akan terlihat dengan jelas.  Bahkan,  bagi orang tertentu,  gejala ini sangat berpengaruh terhadap kondisinya saat itu.  Pada umumnya,  gejala kecemasan  ditunjukkan dengan hal-hal sebagi berikut :
  • ‌ jantung berdetak lebih kencang sehingga terasa berdebar
  • dada terasa sakit atau nyeri
  •  sesak napas
  • banyak berkeringat (tidak seperti biasanya) 
  •  tubuh bergetar
  • mengeluarkan keringat dingin
  •  sakit kepala
  •  mengalami gangguan aktivitas seksual
  • timbul pikiran negatif,  seperti bunuh diri dan sebagainya. 
      Gejala-gejala yang ditimbulkan oleh kecemasan sudah cukup memberi gambaran akan adanya banyak resiko besar bagi tubuh seseorang.  Jika ia selalu merasa cemas dan panik berlebihan maka dampak nya pasti akan menimpa dirinya dalam jangka waktu tertentu. 
B.  Tipe-tipe kecemasan 
Setelah dilakukan beberapa penelitian, gangguan kecemasan dan panik dapat digolongkan berdasarkan latar belakang atau penyebabnya,  sebagaimana dijelaskan berikut ini Tipe-tipe kecemasan :
1. Fobia
Tipe kecemasan ini disebabkan ketakutan berlebihan terhadap suatu benda,  hewan, peristiwa,  atau kondisi tertentu.  Pada dasarnya,  ketakutan tersebut bersifat tidak rasional. Kecemasan dalam bentuk fobia dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
·         ‌Fobia Spesifik, yaitu ketakutan yang berlebihan terhadap benda,  peristiwa, atau kondisi tertentu sehingga menyebabkan trauma.  Contoh; takut pada anjing,  ketinggian,  dan sebagainya. 
·         Fobia Sosial, yaitu ketakutan berlebihan terhadap kerumunan orang atau tempat umum.  Ketakutan ini disebabkan orang itu memiliki pengalaman buruk saat berada di tengah-tengah orang banyak

2. Obsesif Komplusif
Kecemasan tipe Obsesif Komplusif bersumber dari rasa penyesalan secara berlebihan terhadap tindakan buruk yang menurut pelakunya sangat tidak terpuji atau berdosa besar.  Akibatnya,  orang tersebut melakukan sesuatu secara berulang-ulang dalam satu waktu tertentu menurut pandangannya,  hal itu dapat menghindarkan diri dari berbuat dosa atau kesalahan yang sama. Biasanya,  kecemasan ini timbul akibat rasa sesal yang terlalu dalam. 

3. Post Traumatik-Stress Disorder (PTSD)  Atau Gangguan Stres Pascatrauma. 
Kecemasan ini diakibatkan trauma terhadap peristiwa yang mengerikan bagi penderitanya.  Hal-hal seperti peperangan,  bencana alam,  kejahatan,  pemerkosaan,  dan peristiwa mengerikan lainnya dapat memicu timbulnya gangguan PTSD.

4. Generalized Anxiety Disease (GAD) atau Gangguan Kecemasan yang Tergeneralisasi. 
Kecemasan ini bersifat kronis,  terjadi secara terus menerus,  serta sangat berkaitan dengan masalah hidup.  Dibanding tipe-tipe kecemasan lainnya.  Jenis ini tergolong paling berbahaya. 

5. Gangguan Panik
Kecemasan ini berasal dari ketakutan yang terkesan dibuat-buat atau terlalu dibesarkan.  Sebab,  pada kenyataannya hal tersebut tidak terjadi atau bukan suatu kenyataan.  Kecemasannya dipengaruhi oleh kepanikan atau rasa takut yang sangat berlebihan. 

C. Dampak negatif sikap cemas dan panik. 
Mengancu pada gejala serta tipe kecemasan dan kepanikan yang telah dipaparkan,  sikap tersebut sangat berpotensi untuk menghadirkan dampak negatif pada tubuh.  Contoh kecemasan seseorang berada pada tipe GAD.  Secara otomatis,  jantungnya akan bekerja lebih keras dari rasa nyeri di bagian dada tidak terelakan.  Pada kondisi tersebut,  jantung berada dalam keadaan bahaya dan dapat mengalami penyakit kronis. 
Dampak negatif lain dijelaskan oleh seorang psikiater ahli psikosomatik medis bernama Dr. Andri, SpKJ. Ia menyatakan bahwa seseorang yang selalu bersikap cemas sangat mungkin mengidap penyakit mag dan merasa panas pada bagian tenggorokan.  Selain itu,  Dr. Andri juga mengingatkan bahwa lambung penderita sangat terancam oleh refluks asam lambung ini dapat memicu peradangan lapisan esophagus sehingga berakibat kesulitan dalam menelan,  nyeri dada kronis,  serta berpotensi terjangkit kanker kerongkongan. 
Hasil penelitian Dougles Drossman, seorang dosen bidang kedokteran Universitas North Caroline patut mendapatkan perhatian serius,  khususnya bagi kaum wanita. Ia memperingatkan bahwa wanita yang selalu merasa cemas dan panik secara berlebihan bahkan dalam hal-hal kecil sekalipun sangat rentan mengalami gangguan pada lambung.  

Sumber :

Naylil,Moena.(2011). Kenali Ragam Kepribadian yang Disukai dan Dibenci Orang lain. Yogyakarta: Diva Press. 
psychomania.com