Wednesday, January 3, 2018

Karna Mu, Aku Menjadi Wanita Tangguh.

mama dan aku

Aku terlahir dari seorang wanita yang biasa ku panggil mama, wanita hebat yang tak pernah ku lihat mengeluh, tak pernah ku lihat menangis di depan anak dan suami nya. 

Suatu ketika aku mendengar suara terisak-isak dari balik pintu kamar, iya itu kamar mama.   sampai ku beranikan diri untuk bertanya. 
"Mama kenapa?"
Dan saat itu pula mama langsung menghapus air mata dari kelopak mata yang sayu itu.  Seolah aku tak boleh tau apa yang sedang di rasakan oleh mama. Aku tau mama sedang sedih, aku tau mama sedang menghadapi sesuatu yang berat, dan aku tau mama berusaha menutupi itu semua dari ku. 

Sejak itu aku memutuskan untuk lebih dekat dengan mama, tujuan nya sederhana, agar mama nyaman untuk cerita dengan ku apa yang dirasakan oleh nya
Walaupun kini jarak membentang antara kami, aku selalu menyempatkan diri untuk bersua dengan mama, walau hanya melalui suara atau sekedar video Call.  Itu sudah cukup buat ku mencoba mendekatkan mama, dan kini mama sudah mulai terbuka dengan ku.

Kini mama sering sekali menceritakan apa yang dirasakan, mulai dari hal-hal yang sepele hingga hal serius sekali pun. Mama percaya aku sudah mampu mencerna permasalahan yang dihadapinya.

Sampai suatu ketika,  masalah besar menimpa diriku...
Ada seseorang laki-laki yang mencoba menyakiti hatiku, mencoba mengacak-acak hati ku yang sudah ku susun dengan rapih, merubuhkan benteng pertahanan yang sudah ku bangun tinggi,  laki-laki itu sangat kejam, jahat bak manusia tak punya hati. 

Aku sedih, rapuh bagai wanita yang tak punya semangat hidup.
Semua abu-abu, bahkan gelap tak berwarna. 

Mama sangat terpukul melihat putri kesayangannya yang biasa terlihat ceria kini muram. 
Mama berusaha mendekatiku, berusaha membangun kembali benteng yang sudah runtuh.
Mama kembali meyakinkan ku bahwa aku adalah wanita yang tak pantas untuk disakiti, wanita yang tak layak untuk laki-laki yang hanya berniat untuk menyakiti.

Mama selalu berkata "Semua manusia pasti pernah sedih, pernah rapuh, pernah sakit,  tapi tak  semua manusia pandai untuk menyikapi itu semua"

Sejak itu mama, terus menerus mengawasi ku secara intens, bukan berarti menganggap ku seperti anak kecil tapi mama tau aku dalam proses pendewasaan yang masih harus di pantau perkembangannya agar tidak kehilangan arah.

Dengan begitu aku merasa ada suatu kekuatan yang besar untuk menghadapi semua ini, ada satu kalimat yang pernah diucapkan oleh mama, sampai saat ini masih terngiang-ngiang dalam ingatkan ku.  Begini kata-kata nya "Kamu sedih boleh,  ngeluh boleh,  nangis boleh selagi itu semua bisa membuat mu lebih baik,  tapi jangan pernah tunjukkan itu ke semua orang yang ada di sekitar mu, orang-orang tak perlu tau apa yang sedang kamu rasakan, tebarkan lah kebahagiaan dan keceriaan,  bukan kesedihan"

Ma, kini putri kecil mu sudah menjadi dewasa, menjadi wanita yang kuat dan tangguh menghadapi dunia yang penuh dengan lika-liku. 
Ma, aku punya seuntai puisi untuk mu, ku tau puisi ini tak sebanding dengan apa yang telah kau berikan dan kau lakukan, tapi inilah isi hati anak mu.

Dibaca ya ma .. J

Teruntuk Kau, Bidadari ku.
Ma, Kau Bagaikan bidadari ku.
Bidadari tanpa sayapku,
Tak bisa terbang memang,
Namun, kau mampu membuatku terbang menggapai mimpiku.

Disaat seluruh dunia memilih menjauh dan pergi dari hidupku
Kau memilih untuk memelukku seerat mungkin.
Disaat tak ada lagi yang berdoa untukku.
Kau yang tak pernah absen untuk mendo’akan ku.

Terima kasih telah melahirkan ku ke dunia. 
Terima kasih telah sabar menghadapi sikap ku yang terkadang menjengkelkan. 
Terima kasih telah membuat benteng pertahankan tegak kembali. 
Terima kasih telah mengajarkan manis,  pahit,  asin nya kehidupan yang tak abadi. 

Ma, Tetaplah menjadi bidadariku,
Tetaplah setia berada disisiku.
Tetaplah menjadi bidadari tanpa sayapku.
Tetaplah menemani ku menggapai mimpiku.