Tuesday, April 12, 2016

Hubungan Interpersonal

1.   Model-model hubungan interpersona
L

Hubungan Interpersonal
 
   Manusia merupakan makhluk sosial, karena itu kehidupan manusia selalu ditandai dengan pergaulan antar manusia. Pergaulan itu dapat dilakukandalam lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah, organisasi sosial dan lain-lain. Pergaulan manusia merupakan salah satu bentuk komunikasi dalam masyarakat yang nantinya akan menjadi dasar dalam melakukan hubungan atau interaksi antar individu, karena komunikasi sangat erat kaitannya dengan hubungan interpersonal. Dalam bagian ini perlu diketahui tentang pengertian hubungan interpersonal, tahap-tahap hubungan interpersonal, faktor-faktor yang menumbuhkan hubungan interpersonal dalam komunikasi interpersonal,teori-teori hubungan interpersonal dan ciri-ciri hubungan interpersonal yang baik. Hubungan interpersonaladalah hubungan antara individu satu dengan individu lain yang melandasi komunikasi interpersonal yang dilakukan. Hubungan interpersonal adalah dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content melainkan juga menentukan relationship.

Dari segi psikologi komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya; makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya; sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung diantara komunikan. Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik. Kegagalan komunikasi sekunder terjadi, bila isi pesan kita dipahami, tetapi hubungan di antara komunikan menjadi rusaak. “komunikasi interpersonal yang efektif meliputi banyak unsur, tetapi hubungan interpersonal barangkali yang paling penting,”  Anita taylor et al. (1977:1987). Banyak penyebab dari rintangan komunikasi berakibat kecil saja bila ada hubungan baik diantara komunikan. Sebaliknya, pesan yang paling jelas, paling tegas, dan paling cermat tidak dapat menghindari kegagalan, jika terjadi hubungan yang jelek. Setiap kali kita melakukan komunikasi, kita bukan hanya sekedar menyampaikan isi pesan, kita juga menentukan kadar hubungan interpersonal, bukan hanya menentukan “content” tetapi juga “relationship”. Bukan hanya menyampaikan isi, tetapi juga mendefinisikan hubungan interpersonal. Pandangan bahwa komunikasi mendefinisikan hubungan interpersonal telah dikemukakan Ruesch dan Bateson (1951) pada tahun 1950-an. Gagasan ini dipopulerkan di kalangan komunikasi oleh Watzlawick, Beavin, dan Jackson (1067) dengan buku mereka Pragmatics of Human Communication. Mereka melahirkan istilah baru untuk menunjukkan aspek hubungan dari pesan komunikasi ini.

 Model Pertukaran dan Analisis Transaksional
1.      Model pertukaran sosial
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi dagang. Orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya. Thibault dan Kelley, dua orang pemuka uatama dari model ini, menyimpulkan model pertukaran sosial sebagai berikut, “asumsim dasar yang mendasari seluruh analisis kami adalah bahwa setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya. “ Ganjaran, biaya, laba, dan tingkat perbandingan merupakan empat konsep pokok dalam teori ini. Ganjaran adalah setiap akibat yang dinilai positif yang diperoleh seseorang dari suatu hubungan. Ganjaran berupa uang, penerimaan sosial, atau dukungan terhadap nilai yang dipegannya. Nilai suatu ganjaran berbeda-beda antara seseorang dengan yang lain, dan berlainan antara waktu yang satu dengan waktu yang lain.buat orang kaya, mungkin penerimaan sosial lebih berharga dari pada uang. Buat orang miskin, hubungan interpersonal yang dapat mengatasi kesulitan ekonominya lebih memberikan ganjaran daripada hubungan yang menambah pengetahuan. Biaya adalah akibat yang dinilai negatif yang terjadi dalam suatu hubungan. Biaya itu dapat berupa waktu, usaha, konflik, kecemasan, dan keruntuhan harga diri dan kondisi-kondisi lain yang dapat menhabiskan sumberkekayaan individu atau dapat menimbulkan efek-efek yang tidak menyenangkan. Seperti ganjaran, biaya pun berubah-ubah sesuai dengan waktu dan orang yang terlibat di dalamnya.

2.     Model Analisis Transaksional
Analisis Transaksional (AT) adalah salah satu pendekatan Psychotherapy yang menekankan pada hubungan interaksional. AT dapat dipergunakan untuk terapi individual, tetapi terutama untuk pendekatan kelompok. Pendekatan ini menekankan pada aspek perjanjian dan keputusan. Melalui perjanjian ini tujuan dan arah proses terapi dikembangkan sendiri oleh klien, juga dalam proses terapi ini menekankan pentingnya keputusan-keputusan yang diambil oleh klien. Maka proses terapi mengutamakan kemampuan klien untuk membuat keputusan sendiri, dan keputusan baru, guna kemajuan hidupnya sendiri.

Pembentukan Kesan dan Ketertarikan Interpersonal dalam Memulai Hubungan

1.     pembentukan kesan
 
Menurut sears dkk (1992) individu cenderung membentuk kesan panjang lebar atas orang lain berdasarkan informasi yang terbatas.

Evaluasi : Kesan pertama. Menurut sears dkk (1992) aspek pertama yang paling penting dan kuat adalah evaluasi. Secara formal dimensi evaluatif merupakan dimensi terpenting diantara sejumlah dimensi dasar yang mengorganisasikan kesan gabungan tentang orang lain.

 Kesan Menyeluruh. Untuk menjelaskan bagaimana orang mengevaluasi terhadap orang orang lain, dapat dilakukan dari “kesan yang diterima secara keseluruhan”. Sears dkk. (1992) membagi kesan menyeluruh menjadi dua, yaitu model penyamarataan dan model menambahkan. Konsistensi.

Individu cenderung membentuk karakteristik yang konsisten secara evaluatif terhadap individu lainnya, meski hanya memiliki sedikit informasi. Kita cenderung memandang orang lain secara konsisten dari kedalamannya.

Prasangka positif menurut sears (dalam Sears dkk., 1992) adalah kecenderungan menilai orang lain secara positif sehingga mengalahkan evaluasi negatif.

2.     Ketertarikan Interpersonal

Prinsip Dasar Daya Tarik  Interpersonal

Penguatan
Kita menyukai orang lain dengan cara member ganjaran sebagai penguatan dari tindakan atau sikap kita. Salah satu tipe ganjaran yang penting adalah persetujuan sosial, dan banyak penelitian memperlihatkan bahwa kita cenderung menyukai orang lain yang cenderung menilai kita secara positif (Sears, 1992).

      Pertukaran sosial
Pandangan ini menyatakan bahwa rasa suka kita kepada orang lain didasarkan pada penilaian kita terhadap kerugian dan keuntungan yang diberikan seseorang kepada kita. Teori ini menekankan bahwa kita membuat penilaian komparatif, menilai keuntungan yang kita peroleh dari seseorang dibandingkan dengan keuntungan yang kita peroleh dari orang lain (Sears dkk., 1992).

      Asosiasi
Kita menjadi suka kepada orang yang diasosiasikan (dihubungkan) dengan pengalaman yang baik/bagus dan tidak suka kepada orang yang diasosiasikan dengan pengalaman buruk/jelek (Clore & Byrne dalam Sears dkk., 1992)


Faktor-faktor yang mempengaruhinya

 Karakter Pribadi
Daya tarik seseorang bagi orang lain, pada dasarnya dapat kita bagi menjadi dua hal : yang bersifat fisik (wajah, rambut, tubuh) dan yang bersifat non fisik (kepribadian, intelegensi, minat dan hobby), para ahli mengidentifikasikan beberapa karakter umum yang mempengaruhi rasa suka seseorang kepada orang lain yaitu ketulusan, kehangatan personal,  kompetensi, dan daya tarik fisik.

Kesamaan
Kita cenderung menyukai orang yang sama dengan kita dalam sikap, nilai, minat, hoby, latar belakang, dan kepribadian. Menurut Sears dkk., (1992) dalam hal berpacaran dan pernikahan, kecenderungan untuk memilih pasangan yang mempunyai kesamaan disebut sebagai “prinsip kesesuaian” (match principle).

Keakraban
Menurut Atkinson dkk. (1993) salah satu alasan bahwa kedekatan dapat menimbulkan rasa senang pada seseorang adalah bahwa kedekatan dapat mningkatkan keakraban. Fenomena ini oleh Sears dkk. (1992) dapat dijelaskan dengan apa yang disebut sebagai efek eksposur belaka. Efek ini merupakan suatu fenomena dimana keseringan berhadapan dengan seseorang dapat meningkatkan rasa suka kita terhadap orang lain.

Kedekatan
Menurut Atkinson dkk. (1993) salah satu prediktor terbaik mengenai apakah dua orang dapat berteman atau tidak adalah seberapa jauh jarak tempat tinggal mereka. Terdapat tiga faktor yang menghubungkan antara kedekatan daya tarik interpersonal, yaitu pertama, kedekatan biasanya meningkatkan keakraban. Kedua, kedekatan sering berkaitan dengan kesamaan. Kita seringkali memilih untuk tinggal dan bekerja dengan orang lain yang kita kenal, dan selanjutnya kedekatan geografi kita akan meningkatkan kesamaan kita. Faktor ketiga adalah bahwa orang yang dekat secara fisik lebih mudah didapat dari pada orang yang jauh (Sears dkk. 1992).


Hubungan Peran
Model Peran
Terdapat empat asumsi yang mendasari pembelajaran bermain peran untuk mengembangkan perilaku dan nilai-nilai social, yang kedudukannya sejajar dengan model-model mengajar lainnya. Keempat asumsi tersebut sebagai berikut:

        Secara implicit bermain peran mendukung sustau situasi belajar berdasarkan pengalaman dengan menitikberatkan isi pelajaran pada situasi ‘’di sini pada saat ini’’. Model ini percaya bahwa sekelompok peserta didik dimungkinkan untuk menciptakan analogy mengenai situasi kehidupan nyata. Tewrhadap analogy yang diwujudkan dalam bermain peran, para peserta didik dapat menampilkan respons emosional sambil belajar dari respons orang lain.

         Kedua, bermain peran memungkinkan para peserta didik untuk mengungkapkan perasaannya yang tidak dapat dikenal tanpa bercermin pada orang lain. Mengungkapkan perasaan untuk mengurangi beban emosional merupakan tujuan utama dari psikodrama (jenis bermain peran yang lebih menekankan pada penyembuhan). Namun demikian, terdapat perbedaan penekanan antara bermain peran dalam konteks pembelajaran dengan psikodrama. Bermain peran dalam konteks pembelajaran memandang bahwa diskusi setelah pemeranan dan pemeranan itu sendiri merupakan kegiatan utama dan integral dari pembelajaran; sedangkan dalam psikodrama, pemeranan dan keterlibatan emosional pengamat itulah yang paling utama. Perbedaan lainnya, dalam psikodrama bobot emosional lebih ditonjolkan daripada bobot intelektual, sedangkan pada bermain peran peran keduanya memegang peranan yang sangat penting dalam pembelajaran.

         Model bermain peran berasumsi bahwa emosi dan ide-ide dapat diangkat ke taraf sadar untuk kemudian ditingkatkan melalui proses kelompok. Pemecahan tidak selalu datang dari orang tertentu, tetapi bisa saja muncul dari reaksi pengamat terhadap masalah yang sedang diperankan. Dengan demikian, para peserta didik dapat belajar dari pengalaman orang lain tentang cara memecahkan masalah yang pada gilirannya dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan dirinya secara optimal. Dengan demikian, para peserta didik dapat belajar dari pengalaman orang lain tentang cara memecahkan masalah yang pada gilirannya dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan dirinya secara optimal. Oleh sebab itu, model mengajar ini berusaha mengurangi peran guru yang teralu mendominasi pembelajaran dalam pendekatan tradisional. Model bermain peran mendorong peserta didik untuk turut aktif dalam pemecahan masalah sambil menyimak secara seksama bagaimana orang lain berbicara mengenai masalah yang sedang dihadapi.

Konflik
Konflik adalah adanya pertentangan yang timbul di dalam seseorang (masalah intern) maupun dengan orang lain (masalah ekstern) yang ada di sekitarnya. Konflik dapat berupad perselisihan (disagreement), adanya keteganyan (the presence of tension), atau munculnya kesulitan-kesulitan lain di antara dua pihak atau lebih. Konflik sering menimbulkan sikap oposisi antar kedua belah pihak, sampai kepada mana pihak-pihak yang terlibat memandang satu sama lain sebagai pengahalang dan pengganggu tercapainya kebutuhan dan tujuan masing-masing.

     Substantive conflicts merupakan perselisihan yang berkaitan dengan tujuan kelompok,pengalokasian sumber dalam suatu organisasi, distrubusi kebijaksanaan serta prosedur serta pembagaian jabatan pekerjaan. Emotional conflicts terjadi akibat adanya perasaan marah, tidak percaya, tidak simpatik, takut dan penolakan, serta adanya pertantangan antar pribadi (personality clashes).

Dalam sebuah organisasi, pekerjaan individual maupun sekelompok pekerja saling berkait dengan pekerjaan pihak-pihak lain. Ketika suatu konflik muncul di dalam sebuah organisasi, penyebabnya selalu diidentifikasikan dengan komunikasi yang tidak efektif yang menjadi kambing hitam.

Adequancy peran & autentisitas dalam  hubungan peran
Kecukupan perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara informal. Peran didasarkan pada preskripsi ( ketentuan ) dan harapan peran yang menerangkan apa yang individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain menyangkut peran-peran tersebut.



Intimacy dan Hubungan Pribadi
Intimasi dapat dilakukan terhadap teman atau kekasih. Intimasi (elemen emosional : keakraban, keinginan untuk mendekat, memahami kehangatan, menghargai, kepercayaan). Intimasi mengandung pengertian sebagai elemen afeksi yang mendorong individu untuk selalu melakukan kedekatan emosional dengan orang yang dicintainya. Dorongan ini menyebabkan individu bergaul lebih akrab, hangat, menghargai, menghormati, dan mempercayai pasangan yang dicintai, dibandingkan dengan orang yang tidak dicintai. Mengapa seseorang merasa intim dengan orang yang dicintai? Hal ini karena masing-masing individu merasa saling membutuhkan dan melengkapi antara satu dan yang lain dalam segala hal. Masing-masing merasa tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan dan kehadiran pasangan hidup sisinya.

 
Intimacy dan Pertumbuhan
Apapun alasan untuk berpacaran, untuk bertumbuh dalam keintiman, yang terutama adalah cinta. Keintiman tidak akan bertumbuh jika tidak ada cinta . Keintiman berarti proses menyatakan siapa kita sesungguhnya kepada orang lain. Keintiman adalah kebebasan menjadi diri sendiri. Keintiman berarti proses membuka topeng kita kepada pasangan kita. Bagaikan menguliti lapisan demi lapisan bawang, kita pun menunjukkan lapisan demi lapisan kehidupan kita secara utuh kepada pasangan kita.

Keinginan setiap pasangan adalah menjadi intim. Kita ingin diterima, dihargai, dihormati, dianggap berharga oleh pasangan kita. Kita menginginkan hubungan kita menjadi tempat ternyaman bagi kita ketika kita berbeban. Tempat dimana belas kasihan dan dukungan ada didalamnya. Namun, respon alami kita adalah penolakan untuk bisa terbuka terhadap pasangan kita. Hal ini dapat disebabkan karena (1) kita tidak mengenal dan tidak menerima siapa diri kita secara utuh; (2) kita tidak menyadari bahwa hubungan pacaran adalah persiapan memasuki pernikahan; (3) kita tidak percaya pasangan kita sebagai orang yang dapat dipercaya untuk memegang rahasia; (4) kita dibentuk menjadi orang yang berkepribadian tertutup; (5) kita memulai pacaran bukan dengan cinta yang tulus . Dalam hal inilah keutamaan cinta dibutuhkan.



B. CINTA DAN PERKAWINAN
 
1.Memilih Pasangan
Menikah mengandung tanggung jawab yang besar. Oleh karena itu, memilih pasangan hidup juga merupakan hal yang harus benar-benar diperhatikan. Rasulullah SAW telah memberikan teladan dan petunjuk tentang cara memilih pasangan hidup yang tepat dan islami. Insya Allah tips-tips berikut ini akan dapat bermanfaat.

A. Beberapa kriteria memilih calon istri


1.      Beragama islam (muslimah). Ini adalah syarat yang utama dan pertama.

2.      Memiliki akhlak yang baik. Wanita yang berakhlak baik insya Allah akan mampu menjadi ibu dan istri yang baik.

3.      Memiliki dasar pendidikan Islam yang  baik. Wanita yang memiliki dasar pendidikan Islam yang baik akan selalu berusaha untuk menjadi wanita sholihah yang akan selalu dijaga oleh Allah SWT. Wanita sholihah adalah sebaik-baik perhiasan dunia.

4.      Memiliki sifat penyayang. Wanita yang penuh rasa cinta akan memiliki banyak sifat kebaikan.

5.      Sehat secara fisik. Wanita yang sehat akan mampu memikul beban rumah tangga dan menjalankan kewajiban sebagai istri dan ibu yang baik
.

6.      Dianjurkan memiliki kemampuan melahirkan anak. Anak adalah generasi penerus yang penting bagi masa depan umat. Oleh karena itulah, Rasulullah SAW menganjurkan agar memilih wanita yang mampu melahirkan banyak anak.

7.      Sebaiknya memilih calon istri yang masih gadis terutama bagi pemuda yang belum pernah menikah. Hal ini dimaksudkan untuk memelihara keluarga yang baru terbentuk dari permasalahan lain.

 
B. Beberapa kriteria memilih calon suami

1.      Beragama Islam (muslim). Suami adalah pembimbing istri dan keluarga untuk dapat selamat di dunia dan akhirat, sehingga syarat ini mutlak diharuskan.

2.      Memiliki akhlak yang baik. Laki-laki yang berakhlak baik akan mampu membimbing keluarganya ke jalan yang diridhoi Allah SWT.

3.      Sholih dan taat beribadah. Seorang suami adalah teladan dalam keluarga, sehingga tindak tanduknya akan ‘menular’ pada istri dan anak-anaknya.

4.      Memiliki ilmu agama Islam yang baik. Seorang suami yang memiliki ilmu Islam yang baik akan menyadari tanggung jawabnya pada keluarga, mengetahui cara memperlakukan istri, mendidik anak, menegakkan kemuliaan, dan menjamin kebutuhan-kebutuhan rumah tangga secara halal dan baik.


2.Mitos salah seputar hubungan pernikahan

Mempercayai mitos salah bisa merusak hubungan. Kenali hal-hal yang bisa memicu masalah dan pahami untuk diambil manfaatnya.Menurut dr Susan Heitler, pengarang buku pernikahan, terapis keluarga, psikolog, dan pendiri lembaga konseling Power of Two Marriage mengatakan, setidaknya ada 6 mitos yang sering dipercaya orang mengenai pernikahan dan bisa menyebabkan masalah di kemudian hari.Untuk memastikan hubungan Anda berjalan baik dan bahagia, kenali dan pahamilah mitos-mitos yang bisa merusak hubungan di bawah ini:

Pernikahan adalah tentang kompromi
Kompromi, menurut Heitler bisa menjadi kondisi yang menyebabkan kedua pihak dalam posisi kalah. Contoh, bila Anda ingin tinggal di Jakarta, pasangan ingin tinggal di Bandung, kedua pihak akan sangat tidak bahagia bila harus hidup di Yogyakarta.

Heitler menyarankan untuk pasangan berusaha mencari jalan tengah yang memberikan kemenangan bagi kedua pihak. Latihlah diri dan pasangan untuk selalu mencari hal yang membuat kedua pihak bahagia.

Bila kamu cinta saya, kamu akan bilang saya benar
Di dalam pasangan, umum terjadi salah satu pihak merasa paling benar dan pasangannya salah. Heitler menyarankan untuk setiap pasangan saling menghormati.

Selalu dasarkan pikiran bahwa si dia adalah orang yang cerdas, karena itu Anda memilih dia sebagai pasangan. Simak pendapat si dia, cermati omongannya, tuangkan isi pikiran Anda juga di dalam perbincangan. Satukan kedua perspektif, dan Anda berdua bisa mendapatkan kebijaksanaan.

Jangan tidur masih menyimpan marah
Bila masalahnya memang bisa diatasi sebelum tidur, selesaikanlah. Bila masalahnya terlalu pelik dan sulit diatasi, cobalah tidur dulu. Besok pagi masalahnya masih akan ada, namun Anda berdua akan lebih mudah bicara dengan tenang untuk mencari solusi terbaik.

Hubungan yang berlangsung bertahun-tahun akan menjadi membosankan
Hubungan yang sudah berlangsung bertahun-tahun masih bisa terjalin menyenangkan bila keduanya terus berusaha menginfuskan hal-hal menarik dan seru di dalamnya, baik berdua maupun per orangan.Bila Anda berdua terus mencari hal-hal menyenangkan dan menarik untuk diembuskan ke dalam hubungan, Anda berdua pun akan terus melihat satu sama lain menyenangkan.

Cinta hilang karena terlalu sering bertemu
Dalam mencintai seseorang sepanjang masa, masing-masing akan selalu mencari cara baru untuk menikmati waktu bersama, baik secara seksual maupun untuk saling ada bagi satu sama lain.Memang, alaminya, keterbiasaan dan usia bisa mengurangi minat untuk berhubungan seksual. Namun, pernikahan yang baik akan mengajarkan bagaimana membuat percik cinta itu tetap menyala agar gairah seksual terus hidup. Itulah mengapa banyak orang mengatakan, untuk menjaga hubungan terus berjalan dan langgeng, butuh usaha dari kedua pihak.

Bila memang sudah jodoh, hubungan akan berjalan alami dan tanpa masalah
Berhubungan pun butuh keterampilan. Hubungan yang harmonis dan langgeng telah belajar untuk berkomunikasi secara kooperatif, membuat keputusan bersama secara kolaboratif, menyelesaikan kemarahan dengan cara yang mendidik keduanya belajar dari kesalahan, saling menanamkan kepositivitasan, dan berinteraksi dengan niat baik yang konsisten, dan erupsi amarah yang jarang terjadi.

Analisisnya : Dalam memasuki dunia pernikahan banyak mitos-mitos yang kurang mengenakan bagi seseorang yang baru beradaptasi dengan status suami/istri yang disandang oleh pasangan.untuk memastikan hubungan Anda berjalan baik dan bahagia, kenali dan pahamilah mitos-mitos yang bisa merusak hubungan.misalnya Pernikahan adalah tentang kompromi, Bila kamu cinta saya, kamu akan bilang saya benar, Jangan tidur masih menyimpan marah, Jangan tidur masih menyimpan marah, Hubungan yang berlangsung bertahun-tahun akan menjadi membosankan, Cinta hilang karena terlalu sering bertemu, Bila memang sudah jodoh, hubungan akan berjalan alami dan tanpa masalah.

3.SINGLE LIFE
Jakarta - Drs Suyadi atau yang dikenal sebagai Pak Raden sedang memperjuangkan hak cipta tokoh anak ciptaannya 'Si Unyil' agar kembali kepadanya.Pak Raden begitu terlihat letih di usianya yang senja. Pak Raden berjuang sendiri untuk haknya.
Ya, Pak Raden memang sendiri. Pria kelahiran Jember 28 November 1932 itu tak mempunyai istri dan anak. Di kediamannya yang terletak di Jalan Petamburan III, Slipi, Jakarta Barat pun hanya berisikan boneka dan lukisan-lukisan karya tangannya.Meski ditemani oleh Nanang, pria yang sehari-hari menemaninya, kehidupan Pak Raden terasa sepi tanpa kehadiran sang pendamping hidup. Namun toh hal itu tak dianggapnya sebagai sebuah kesunyian."Saya hidup mengalir saja," ujarnya tanpa menggunakan riasan khas Pak Raden. Kumis-alis tebal serta blangkon ciri khasnya itu ditanggalkan saat berbincang dengan detikHOT, Minggu (15/4/2012) malam.Sesekali Pak Raden juga menjawab pertanyaan dengan napas tersengal tanda dirinya sudah cukup lelah dan tua. Dengan kemeja batik berwarna gelap, Pak Raden meneruskan pengakuannya tentang jalan hidupnya itu.Ia mengaku tak pernah menjawab pertanyaan seputar keputusannya untuk tidak menikah.Masalah privasi menjadi alasannya."Saya biasanya tidak menjawab pertanyaaan yang bersifat pribadi. Karena saya tidak suka kalau soal pribadi, dan tidak boleh diungkap pribadi saya," tegasnya.Tak lama kemudian ia pun melanjutkan jawabannya itu dengan bersenandung sembari berkelakar. "Iwak Peyek... Iwak Peyek... Iwak peyek, jatuh di kayu.... Udeh tue... Udeh Tue.. udeh jelek, nggak akan laku," kata Pak Raden bernyanyi."Saya selalu jawab itu dengan berkelakar. Dan nggak ada yang mau sama saya," tambahnya dengan nada mengeluh.Ya, begitulah sosok Suyadi alias Pak Raden. Sangat bersahabat dan riang. Namun juga bisa terlihat sangat tegas meski tanpa kumis lebat palsu yang biasa menghiasi wajahnya.Wajahnya kali ini memang sangat berbeda dari karakter Pak Raden ciptaannya itu.Dengan atau tanpa riasan, ia akan tetap berjuang untuk memperoleh hak ciptanya dari Perusahaan Umum Produksi Film Negara (PPFN) atas tokoh 'Si Unyil'.Selamat Berjuang Pak Raden.

Analisisnya : Memilih jalan hidup menjadi sigle life merupakan keputusan yang sangat berani yang diambil oleh suyadi alias pak raden.banyak alasan yang menjadi faktor untuk memilih sigle life.seperti ujuran pak raden ia akan tetap berjuang untuk memperoleh hak ciptanya dari Perusahaan Umum Produksi Film Negara (PPFN) atas tokoh 'Si Unyil'.


4.Perceraian dan pernikahan kembali
Jakarta - Pembalap Rifat Sungkar menggugat cerai istri yang baru ia nikahi selama beberapa bulan. Sang mantan pacar, aktris Sissy Priscillia dikabarkan sebagai duri dalam pernikahan Rifat tersebut. Benarkah?Bintang 'Ada Apa Dengan Cinta' itu disebut-sebut sebagai orang ketiga dalam pernikahan Rifat. Namun dengan tegas, Sissy membantah kabar tersebut. Ia tak ingin namanya kembali dikait-kaitkan dengan cerita cinta sang mantan.
"Saya nggak tahu apa-apa dan nggak mau ikut campur urusan orang. Yang sudah lewat ya sudah. Jangan saya disangkutpautkan," ujar Sissy, saat ditemui di FX Plaza Jl. Jend. Sudirman, Jakarta Selatan, Senin (14/12/2009) malam.Sissy yang ditemui di acara press screening film terbarunya 'Bukan Malin Kundang' berujar bahwa ia sama sekali tak tahu alasan perceraian Rifat. Ia pun mengaku saat ini sedang sibuk dengan pekerjaannya dan tak punya waktu memikirkan kehidupan percintaannya.Namun ketika ditanya mengenai kemungkinan ia akan kembali ke pelukan sang pembalap, Sissy tak menolak ataupun menerima.Simak saja jawabannya."Nggak taulah, lihat aja nanti. Saat ini aku mau konsentrasi ke pekerjaan dulu. Soal itu mikirinnya nanti aja, mau sama siapa atau gimana," pungkas Sissy.

 Analisis : perceraian dan pernikahan kembali merupakan hal yang aneh untuk sebagai masyarakat di indonesia.dimana orang berasumsi orang ketiga menjadi faktor pemicu perceraian.apalagi jarak perceraian dengan pernikahan baru agak dekat seperti kasus artikel diatas orang ketiga selalu menjadi momok yang menyeramkan di suatu rumah tangga(pernikahan).

Sumber :

https://www.mediawiki.org/wiki/Thread:Template_talk:Help_box/Analisis_Transactional
http://hot.detik.com/read/2009/12/15/080507/1260111/230/diisukan-jadi-penyebab-rifat-cerai-sissy-bantah
http://hot.detik.com/read/2012/04/16/094048/1893072/230/pak-raden-dan-pilihan-untuk-tetap-melajang
http://www.suaramedia.com/artikel/kumpulan-artikel/42755-tips-memilih-pasangan-hidup.html 

Tugas 4 - Stres

STRES

Pengertian Stres

Stres merupakan suatu kondisi yang disebabkan adanya ketidaksesuaian  antara situasi yang diinginkan dengan keadaan biologis, psikologis atau sistem sosial individu tersebut (Sarafino 2006).
Agolla dan Ongori (2009) juga mendifinisikan stres sebagai persepsi dari kesenjangan antara tuntutan lingkungan dan kemampuan individu untuk memenuhinya.
Menurut Santrock (2003) stres merupakan respon individu terhadap keadaan atau kejadian yang memicu stres (stressor), yang mengancam dan mengganggu kemampuan seseorang untuk menanganinya (coping).
Baron dan Byrne (1997) menyatakan bahwa stres merupakan respon terhadap persepsi kejadian fisik atau psikologis dari individu sebagai sesuatu yang potensial menimbulkan bahaya atau tekanan emosional.
Selye (dalam Munandar, 2001) menyatakan bahwa stres adalah tanggapan menyeluruh dari tubuh terhadap setiap tuntutan yang dating atasnya. Jadi stres bersifat subyektif tergantung bagaimana orang tersebut memandang kondisi penyebab stress (stressor).
Menurut Morgan dan King, “…as an internal state which can be caused by physical demands on the body (disease conditions, exercise, extremes of temperature, and the like) or by environmental and social situations which are evaluated as potentially harmful, uncontrollable, or exceeding our resources for coping” (Morgan & King, 1986: 321)
Menurut Hager (1999), stres sangat bersifat individual dan pada dasarnya bersifat merusak bila tidak ada keseimbangan antara daya tahan mental individu dengan beban yang dirasakannya. Namun, berhadapan dengan suatu stressor (sumber stres) tidak selalu mengakibatkan gangguan secara psikologis maupun fisiologis. Terganggu atau tidaknya individu, tergantung pada persepsinya terhadap peristiwa yang dialaminya. Faktor kunci dari stres adalah persepsi seseorang dan penilaian terhadap situasi dan kemampuannya untuk menghadapi atau mengambil manfaat dari situasi yang dihadapi (Diana, 1991).
Stressor yang sama dapat dipersepsi secara berbeda, yaitu dapat sebagai peristiwa yang positif dan tidak berbahaya, atau menjadi peristiwa yang berbahaya dan mengancam. Penilaian kognitif individu dalam hal ini nampaknya sangat menentukan apakah stressor itu dapat berakibat positif atau negatif. Penilaian kognitif tersebut sangat berpengaruh terhadap respon yang akan muncul (Selye, 1956).
Penilaian kognitif bersifat individual differences, maksudnya adalah berbeda pada masing-masing individu. Perbedaan ini disebabkan oleh banyak faktor. Penilaian kognitif itu, bisa mengubah cara pandang akan stres. Dimana stres diubah bentuk menjadi suatu cara pandang yang positif terhadap diri dalam menghadapi situasi yang stressful. Sehingga respon terhadap stressor bisa menghasilkan outcome yang lebih baik bagi individu.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa stres adalah ketidaksesuaian antara situasi yang diinginkan dimana terdapat kesenjangan antara tuntutan lingkungan dan kemampuan individu untuk memenuhinya yang dinilai potensial membahayakan, mengancam, mengganggu dan tidak terkendali atau melebihi kemampuan individu untuk melakukan coping. Jadi, stres adalah suatu keadaan yang bersifat internal, yang bisa disebabkan oleh tuntutan fisik (badan), atau lingkungan, dan situasi sosial, yang berpotensi merusak dan tidak terkontrol.
2. Jenis-jenis stres
Stres selalu menjadi keluhan bagi kebanyakan orang. Untuk terhindar dari masalah yang satu ini sebelumnya kenalilah jenis-jenis stres. Dari penelitian yang dikutip timesofindia.com, terdapat tiga jenis stres yang kerap menyerang:
1.    Stres kimia: merupakan jenis stres yang ditimbulkan oleh beberapa reaksi dari konsumsi alkohol, rokok, makanan dan minuman berpengawet yang dikonsumsi secara rutin.
Tips : tentunya Anda harus menghindari alkohol dan rokok. Selain itu Anda juga berkewajiban untuk mengkonsumsi jenis makanan sehat. Mengkonsumsi jenis makanan rumahan bisa menjadi pilihan.
2.    Stres fisik: stres jenis ini terjadi karena berbagai keadaan. Seperti kecelakaan, posisi yang tidak tepat saat tidur, atau terlalu lama beraktivitas di depan komputer.
Tips : istirahatkan tubuh Anda setiap setengah jam sekali saat Anda bekerja di depan komputer. Menghirup udara segar di taman kantor atau melakukan peregangan kecil bisa menjadi alternatif. Dengan begitu otot Anda akan kembali menjadi rileks.
3.  Stres emosional: stres ini tidak bisa disembuhkan dengan obat medis. Karena stres ini berhubungan dengan rasa marah atau frustasi yang seringkali menimbulkan stres.
Tips : Anda bisa mencoba bentuk meditasi seperti yoga. Selain membuat pikiran Anda nyaman, yoga juga menghadiahkan banyak manfaat kesehatan lainnya.
Berdasarkan Kesibukan sehari-hari, ditambah dengan masalah yang datang dan pergi, seringkali membuat kita stress. Stres sering kali diidentikkan dengan emosi negatif yang berakibat buruk bagi kesehatan. Namun, stres ternyata tidak selamanya buruk. Ada pula stres yang memiliki manfaat baik.
Berikut ini adalah beberapa jenis stres yang perlu Anda kenali :
1.       Stres baik
Stres tidak hanya dipicu sepenuhnya oleh pengalaman negatif. Bahkan, pengalaman positif juga dapat membawa stres, seperti upacara kelulusan atau pernikahan. Namun, tipe stres seperti ini dalam dosis kecil sebenarnya baik untuk sistem imun kita. Selain itu, tipe stres ini juga dapat membuat banyak orang lebih mudah untuk menciptakan tujuan dan menikmati proses mencapainya dengan penuh energi.
2.      Distres internal
Ini adalah tipe stres yang buruk. Distres merupakan tipe stres negatif hasil dari pengalaman buruk, ancaman, atau perubahan situasi yang tidak terduga dan tidak nyaman. Pada dasarnya, tubuh kita menginginkan rasa aman sehingga apabila rasa tersebut terusik, tubuh pun mengalami distres.
3.      Distres akut
Distres akut terjadi ketika seseorang mengalami distres yang dipicu oleh peristiwa buruk yang berlalu dengan cepat. Sementara stres kronik terjadi ketika seseorang harus menahan stres dalam waktu yang lama. Kedua tipe stres ini akan memicu timbulnya hiperstres.
4.       Hipostres
Ternyata hari-hari tanpa kekhawatiran dan tantangan juga dapat memicu tipe stres lainnya, yaitu hipostres. Hipostres merupakan “ketidakadaan” stres, tetapi bisa juga diartikan kebosanan yang ekstrem. Seseorang yang mengalami hipostres mungkin merasa tidak tertantang, tidak memiliki motivasi untuk melakukan apa pun. Hipostres dapat memicu perasaan depresi dan kesia-siaan.
5.       Eustres
Eustres merupakan stres yang sangat berguna lantaran dapat membuat tubuh menjadi lebih waspada. Eustres membuat tubuh dan pikiran menjadi siap untuk menghadapi banyak tantangan, bahkan bisa tanpa disadari. Tipe stres ini dapat membantu memberi kekuatan dan menentukan keputusan, contohnya menemukan solusi untuk masalah.
Selye (dalam Munandar, 2001) membedakan stres menjadi 2 (dua), yaitu:
  • Distress : merupakan jenis stres yang diakibatkan oleh hal-hal yang tidak menyenangkan. Sebagai contoh: pertengkaran, kematian pasangan hidup, dan lain-lain.
  • Eustress : Merupakan jenis stres yang diakibatkan oleh hal-hal yang menyenangkan. Sebagai contoh: perubahan peran setelah menikah, kelahiran anak pertama, dan lain-lain.

Quick dan Quick (1984) mengkategorikan jenis stres menjadi dua, yaitu:
  • Eustress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat, positif, dan konstruktif (bersifat membangun). Hal tersebut termasuk kesejahteraan individu dan juga organisasi yang diasosiasikan dengan pertumbuhan, fleksibilitas, kemampuan adaptasi, dan tingkat performance yang tinggi.
  • Distress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak sehat, negatif, dan destruktif (bersifat merusak). Hal tersebut termasuk konsekuensi individu dan juga organisasi seperti penyakit kardiovaskular dan tingkat ketidakhadiran (absenteeism) yang tinggi, yang diasosiasikan dengan keadaan sakit, penurunan, dan kematian.
Salah satu jenis stres yang sering ditemukan dikalangan remaja ialah stresor skademik. Stresor akademik diidentifikasi dengan banyaknya tugas, kompetisi dengan siswa lain, kegagalan, kekurangan uang, relasi yang kurang antara sesama siswa dan guru, lingkungan yang bising, sistem semester, dan kekurangan sumber belajar (Agolla dan Ongori, 2009).
Stres yang terjadi di lingkungan sekolah atau pendidikan biasanya disebut dengan stres akademik. Olejnik dan Holschuh (2007) mengambarkan stres akademik ialah respon yang muncul karena terlalu banyaknya tuntutan dan tugas yang harus dikerjakan siswa.
Stres akademik adalah stres yang muncul karena adanya tekanan-tekanan untuk menunjukkan prestasi dan keunggulan dalam kondisi persaingan akademik yang semakin meningkat sehingga mereka semakin terbebani oleh berbagai tekanan dan tuntutan (Alvin, 2007). Menurut Gusniarti (2002), stres akademik yang dialami siswa merupakan hasil persepsi yang subjektif terhadap adanya ketidaksesuaian antara tuntutan lingkungan dengan sumber daya aktual yang dimiliki siswa.
Berdasarkan berbagai definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa stres akademik adalah suatu kondisi atau keadaan dimana terjadi ketidaksesuaian antara tuntutan lingkungan dengan sumber daya aktual yang dimiliki siswa sehingga mereka semakin terbebani oleh berbagai tekanan dan tuntutan.
Selanjutnya, Olejnik dan Holschuh (2007) menyatakan sumber stres akademik atau stresor akademik yang umum antara lain:
a)      Ujian, menulis, atau kecemasan berbicara di depan umum
Beberapa siswa merasa stres sebelum ujian atau menulis sesuatu ketika mereka tidak bisa mengingat apa yang mereka pelajari. Telapak tangan mereka berkeringat, dan jantung berdegup kencang. Mereka merasa sakit kepala atau merasa dingin ketika dalam situasi ujian. Biasanya siswa siswi ini tidak bisa melakukan yang terbaik karena mereka terlalu cemas ketika merefleksikan apa yang telah di pelajari.
b)      Prokrastinasi
Beberapa guru menganggap bahwa siswa yang melakukan prokrastinasi menunjukkan ketidakpedulian terhadap tugas mereka, tetapi ternyata banyak siswa yang peduli dan tidak dapat melakukan itu secara bersamaan. Siswa tersebut merasa sangat stres terhadap tugas mereka.
c)      Standar akademik yang tinggi
Stres akademik terjadi karena siswa ingin menjadi yang terbaik di sekolah mereka dan guru memiliki harapan yang besar terhadap mereka. Hal ini tentu saja membuat siswa merasa tertekan untuk sukses di level yang lebih tinggi. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa stresor akademik yang umum antara lain: ujian, menulis, atau kecemasan berbicara di depan umum, prokrastinasi, standar akademik yang tinggi.